Man In The Mirror

Founder's Transformation

Perubahan Men's Republic menuju Republic, bukan hanya sekedar perubahan dari sisi brand. Ini adalah perubahan seluruh team yang berada di dalamnya, yang dimulai dari Founder dan CEO, yaitu Yasa Singgih. Yasa yang sempat kehilangan api dalam menjalankan Men's Republic pada periode 2018-2019 menjadikan brand ini kehilangan arah. Layaknya anak ayam yang kehilangan induk, Men's Republic berjalan kiri kanan tanpa tujuan yang jelas. Seperti kapal yang terombang ambing di tengah badai di lautan samudra yang luas. Nyaris karam.
 
Maka saat Men's Republic bertekad melakukan perubahan besar-besaran menjadi Republic di tahun 2020. Yasa sadar bahwa hal pertama yang harus diubah adalah dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa semua yang terjadi di Men's Republic sebelumnya adalah full 100% tanggung jawab dirinya sebagai nahkoda kapal. Dan memasuki babak baru ini juga harus dimulai dari dirinya sendiri.
 
Yasa yang awalnya sudah merasa kehilangan api. Tidak lagi memiliki semangat berkarya di dunia fashion. Bahkan sangat cuek dengan penampilannya sendiri. Waktu itu berat badannya naik sampai 100 kg. Setiap hari hanya menggunakan kaos oblong longgar, celana jogger karet dan sandal jepit. Ia sungguh kehilangan hati dalam menjalani Men's Republic.
 
Akhirnya perlahan berubah, mulai dari diri sendiri. Dengan menyelami, larut sepenuhnya dan menaruh seluruh hatinya pada apa yang dikerjakan. Setiap hari tanpa putus, Yasa membaca banyak sekali buku-buku tentang industri ini. Cerita-cerita epic nan heroic tentang bagaimana brand-brand global raksasa dibangun dari kecil. Seperti
  • Shoe Dog by Phil Knight (NIKE)
  • Delivering Happiness by Tony Hsieh (ZAPPOS)
  • Start Something That Matters by Blake Mycoskie (TOMS)
  • This Is Not A T Shirt by Bobby Hundreds (HUNDREDS)
  • Let My People Go Surfing by Yvon Chouinard (PATAGONIA)
  • Dan masih banyak lagi
  • Masing-masing buku diulang lebih dari 5x.

Perlahan tapi pasti, mulai menyala api di dalam diri Yasa yang sempat padam sangat lama. Ia mulai amazed dengan bisnis fashion yang awalnya ia meaningless, ternyata bisa bener2 punya makna yang sangat dalam dan berdampak besar selama manusia yang menjalankan di belakangnya punya drive dan will ke sana. Toms & Patagonia misalnya.
 
Setiap hari tanpa putus, Yasa pergi ke mall keluar masuk toko-toko fashion. Mulai dari toko retail diskonan hingga toko luxury goods yang harga satu produknya puluhan juta. Mencoba total ribuan produk dari ujung kepala ke ujung kaki. Benar-benar memperhatikan dengan seksama setiap detil yang ada di sebuah produk. Experience it and feel the vibes. Berbicara panjang lebar dengan para penjaga toko. Sampai membeli banyak sekali produk-produk fashion luar negeri via online.
 
Tidak sampai di situ, Yasa juga melakukan banyak sekali factory visit ke pabrik sepatu, pabrik sol, pabrik benang, pabrik baju, dll. Bertemu semua orang di industri ini. Bertukar pikiran berjam-jam dari pagi sampai pagi. Dari fashion designer, fashion enthusiast, sneakerhead, brand consultant, kepala pabrik, pengrajin, tukang jahit, dll
 
Dari yang awalnya Yasa melihat produk-produk fashion ini sebatas komoditas, hanya sekedar barang untuk jual beli menghasilkan uang. Perlahan Yasa melihat ada proses, hati, seni & karya di dalamnya. Sampai ia bisa membayangkan, produk apa yang mau ia buat untuk dunia jika punya 1x kesempatan berjuang lagi. Yasa mulai bisa bermimpi lagi. Perasaan yang sempat ia sendiri LUPA bagaimana rasanya.
 
"I let my self dive into the deepest ocean. Then I found my spirit here or maybe the spirit found me." - Yasa Singgih
Yasa yang sempat kehilangan api di dalam brand ini, selama proses perubahan besar dari Men's Republic menuju Republic akhirnya dapat menyalakan kembali api yang telah lama padam. Jatuh cinta untuk kedua kalinya. Perjalanan perubahan ini merupakan penemuan jati diri yang baru bagi seorang Yasa, sebagai nahkoda di balik brand Republic. Dari 100 kg sampai 75 kg. Dari yang cuek bebek dengan penampilan sampai menjadi care dengan fashion. Dari yang bekerja hanya untuk mendapatkan uang sampai bekerja dengan hati. Dari punya mimpi menjadi kaya sampai punya mimpi untuk berkarya.
 
Seperti lirik lagu Man In The Mirror dari Michael Jackson
"I'm starting with the man in the mirror
I'm asking him to change his ways
And no message could've been any clearer
If they wanna make the world a better place
Take a look at yourself and then make a change"
 
Republic
Walk Your Way